Tinggalkan Jejak

oleh: Nurmariana

            Masih ingatkah pembaca tentang pelajaran Bahasa Indonesia materi peribahasa? Gajah mati meniggalkan gading. Harimau mati meninggalkan belang. Manusia mati meninggalkan nama. Dari ketiga peribahasa ini, memiliki kata yang sama yaitu  ... mati meninggalkan .... Hal ini mengingatkan kita  bahwa ada pelajaran hidup tentang mati. QS Al-Imron ayat 145 yang diawali dengan: Kullu nafsin dzaiqoyul maut artinya setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Hal ini mengingatkan kita akan adanya mati bagi yang hidup. Setiap yang hidup akan mengalami yang namanya mati.

            Hidup di dunia yang fana ini tidak akan lama. Bahkan ada syair lagunya. Dunia ini panggung sandiwara. Kalimat ini merupakan syair dari lagu yang melegenda dinyanyikan oleh Ahmad Albar. Kalau hari ini kita mengantarkan ke peristirahatan terakhir saudara/kerabat yang meninggal dunia, nanti mungin besok atau lusa entah kapan giliran kita yang diantar. Sabar menanti giliran kita dijemput.

Nah bagaimana agar hidup kita tidak sia-sia? Bagaimana nanti setelah kita meninggal dunia namun orang masih dapat mengenang kisah kita? Agar hidup kita tidak sia-sia, mari kita isi hidup ini dengan selalu menjalankan perintah  dan larangan Allah SWT.  Berjalanlah lurus di koridor  dan carilah terus rida Allah SWT. Selain  hal tersebut, agar kita  tetap dikenang oleh anak, cucu, dan kerabat semua maka kita harus meninggalkan jejak. Ingat peribahasa manusia mati meniggalkan nama, tentu saja nama baik yang harus menjadi buah bibir bukan kesan yang kurang baik.

Sehubungan dengan hal tersebut, mulai dari sekarang dan saat ini bila kita bukan orang terkenal dan bukan siapa-siapa maka kita harus meninggalkan jejak berupa secarik kertas yang berisikan tulisan kita. Dengan tulisan itu orang masih dapat mengenang setelah kepergian kita ke alam akhirat yang kekal dan abadi. Tinggalkanlah tulisan yang baik dan bermanfaat untuk para pembaca.

Bagaimana cara menulis dan apa yang harus ditulis? Pertanyaan ini yang sering membuat para pemula bingung untuk memulai. Jawabannya, susah-susah gampang atau gampang-gampang susah? Bergantung Anda jawabannya. Bila pembaca menganggap menulis itu susah, ya susah akhirnya. Dan bila  pembaca menganggap gampang atau mudah yah semua akan mudah dilaksanakan. Yang penting, Anda jangan hanya berencana tanpa menuliskan sesuatu. Tulislah sesuatu yang mudah menurut Anda. Bila Anda mampu menulis puisi, yah ... tulislah puisi. Anda baru mampu menulis pantun, -yah ... silakan tulislah pantun.  Ah ... masih susah? Ayo coba menulis setiap hari dalam buku  diari sebagai ajang latihan. Tak ada ide untuk menulis? Apa pun bisa jadi ide tulisan Anda. Yang penting tulis saja dulu apa adanya, lalu baca tulisan tersebut. Ketika membaca tulisan tadi, mungkin Anda merasa ada yang kurang, monggo silakan ditambah sendiri. Bila ada yang kurang bagus kata-katanya silakan diganti. Pokoknya Anda bisa menjadi menulis. Kalau Anda sudah menulis maka anda sudah disebut sebagai penulis. dan jangan lupa kumpulkan tulisan Anda dan jadikan naskah buku yang siap untuk dibukukan minimal untuk diri Anda sendiri. Hebatkan Anda!

Berikut ini dipaparkan tips agar bisa menjadi penulis untuk diri sendiri.                              1. Menulislah dari sekarang

Jangan tunda-tunda lagi, manfaatkan waktu yang ada untuk menulis. percuma kalau Anda hanya berencana menulis  tetapi tidak  mulai menulis. siapa tahu cita-cita Anda iingin menjadi penulis bisa terwujud. Luangkan waktu sedikit saja minimal lima menit untuk menulis setiap hari tanpa jeda. Selanjutnya tingkatkan waktu untuk menulis menjadi 10 menit dan seterusnya.

2. Menulis apa saja

Tidak ada ide untuk menulis? Silakan Anda tulis apa saja yang ada dalam pikiran Anda. Ide tulisan bisa muncul dari mana saja. Anda melihat sesuatu objek benda yang menarik, mendengar pembicaraan teman, menyaksikan sinetron di televisi, membaca media massa atau membaca WA, kalau menurut Anda itu dapat ditulis, silakan jadikan ide tulisan Anda. Jadi apa saja bila menurut Anda bagus untuk diungkapkn dalam  bentuk tulisan semuanya bisa jadi ide tulisan Anda yang nantinya bila dibaca orang lain dapat menginspirasi dan bermanfaat.

3. Teruslah belajar

            Belajar itu tidak harus dari ruang kelas. Kalau kita belum mampu juga untuk menulis, ada baiknya kita belajar menulis dari  kegiatan membaca tulisan orang lain. Belajar dari tulisan yang kita tulis pun kita dapat belajar minimal kita bisa tahu  kata baku atau tidak baku, bagaimana penulisan yang seseuai dengan EYD. Belajar dari pengalaman kita sendiri, lambat laun kita mampu menjadi orang yang cerdas (cerdik dan cerdas) dalam menjalani kehidupan ini.

            Demikianlah paparan singkat tentang tinggalkan jejak semoga dapat menginspirasi pembaca yang belum menulis hari ini dan saat ini jangan ragu untuk melangkah tinggalkan jejak sehingga pembaca tahu kalau kita pernah ada di dunia ini. Semoga bermanfaat dan salam literasi.

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kebiasaan dalam Keseharian

Air Susu Dibalas dengan Air Tuba