Air Susu Dibalas dengan Air Tuba

 oleh: Nurmariana

Manusia merupakan manusia cerdas (homo sapiens). Manusia sebagai makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan dari orang lain. Untuk dapat hidup secara normal dalam masyarakat sangat diperlukan komuniklasi yang saling komunkatif. Untuk memenuhi semua kebutuhan hidupnya maka manusia membutuhkan bantuan orang lain. Namun bantuan yang diberikan sering membuat atau mendatangkan masalah pada kedua belah pihak.  Untuk mencairkan suasana ini diperlukan bahasa penghalus dalam berkomunikasi. Salah satunya kita sering menggunakan peribahasa dalam berkomunikasi untuk mencairkan suasana tersebut.

Banyak peribahasa yang masih digunakan dalam kehidupan sehari-hari untuk memperbaiki komunikasi agar tetap komunikatif dan kondusif. Di antaranya: pura-pura dalam perahu, tong kosong nyaring bunyinya, tak ada gading yang tak retak, air susu dibalas dengan air tuba, dan masih banyak yang lainnya. Untuk mencairkan suasana dalam berkomunikasi memang diperlukan peribahasa atau ungkapan yang jarang sekali membuat orang merasa tersinggung dengan sindiran-sindiran yang tidak langsung mengenai sasaran.

Pada kesempatan ini, peribahasa yang akan dibahas adalah air susu dibalas dengan air tuba. Bila dilihat makna dari peribahasa tersebut adalah kebaikan dibalas dengan kejahatan. Banyak hal yang terjadi dalam kehidupan di masyarakat khususnya hidup bertetangga. Beberapa teman ada atau banyak yang kurang memahami trik-trik cara hidup bertetangga. Terkadang ada teman atau tetangga yang merasa selalu dibantu bila mengalami kesulitan namun sering berlaku atau kadang bersikap jahat kepada orang yang sering membantunya. Nah inilah yang dimaksud dengan peribahasa air susu dibalas dengan air tuba.

Contoh lain untuk menghadapi hal seperti peribahasa air susu dibalas dengan air tuba, terkadang memang kita perlu menganggap hal ini jangan diperpanjang urusannya agar tidak terjadi perselisihan. Namun ada kalanya orang tersebut selalu berlaku atau seperti tidak merasa bersalah padahal orang tersebut sudah sering menyinggung perasaan orang yang telah membantu mengatasi kesulitannya. Lalu bagaimana kita menyikapi orang seperti ini? Mau dikatakan terus terang kepada yang bersangkutan maka bisa jadi bumerang dalam bertetangga. Jadi pandai-pandailah menimbang rasa bila ingin hidup bertetangga dengan aman, tenang dan damai.

Bagaimana bila pembaca sedang menghadapi situasi seperti peribahasa air susu dibalas dengan air tuba? Berikut ini upaya untuk bersikap agar kita tidak membalas orang yang sudah berbuat jahat kepada kita.

1. Jangan dengar kata orang

     Bila mendengar ada pembicaraan orang lain tentang kita yang sedikit miring sebaiknya abaikan saja. dan pura-pura dalam perahu atau pura-pura tidak tahu, dengan demikian suasana tetap aman terkendali.

2. Tetap tenang

            Bersikap tetap tenang jangan gegabah apa lagi melabrak orang yang sudah berbuat jahat terhadap kita. Lebih baik selidiki kebenaran berita yang beredaar di masyarakat.

3. Jaga emosi

            Sebaik-baiknya manusia dalam hidup rukun bermasyarakat lebih banyak menjaga emosi. Untuk mengatasi hal tersebut, cukup kita senyum saja sambil beristigfar mohon ampun pada Allah SWT. Sebab bila kita terpancing sedikit emosi tentu saja akan menjadi masalah, apa lagi orang tersebut membalas emosi kita.

4. Tdak mengungkit

Bila ada orang yang bersikap sepeprti air susu dibalas dengan air tuba terhadap kita, sebaiknya kita tidak mengungkit-ungkit masa lalu atau kebaikan yang telah kita berikan kepada orang tersebut. Bersikaplah ikhlas dan sabar, dan doakan orang tersebut. Semoga Allah SWT membuat sadar orang tersebut sebab sudah dibantu kesulitannya oleh orang lain.

 

5. Bicara dari hati ke hati

            Seandainya ada tetangga, teman  atau saudara kita yang berbuat jahat kepada kita sebaiknya coba kita ajak bicara orang tersebut dua mata. Bicarakan permasalahan yang terjadi di antara kita  dari hari ke hati tanpa melibatkan orang lain. Mengapa demikian? Sebab bukan tidak mungkin bila kita melibatkan orang lain maka permasalahan di antara kita akan semakin  sulit untuk dicari solusi pertikaian. Bisa jadi orang tersebut sebagai peluang pembuka permasalahan baru di antara kita.

            Semoga paparan sederhana ini dapat bermanfaat dan tidak menjadikan suasana keruh semakin keruh dalam mencapai rida Allah SWT.  Salam literasi.

 

ikhlaskan

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kebiasaan dalam Keseharian

Tinggalkan Jejak